
Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk atau BCA adalah bank swasta terbesar di Indonesia yang memiliki kinerja keuangan stabil dan jumlah nasabah terbanyak di Tanah Air.
Di pasar modal, BCA menjadi saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan selalu jadi incaran investor institusi maupun ritel karena likuiditas dan fundamental yang kuat.
Mayoritas saham BCA dikuasai oleh Grup Djarum, melalui entitas perusahaan bernama PT Dwimuria Investama Andalan, perusahaan induk Grup Djarum yang dimiliki Budi Hartono dan saudaranya Bambang Hartono.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan laporan tahunan BCA terbaru, per Juni 2025, kemelikikan saham Dwimuria di BCA mencapai sekitar 54,94 persen dari total saham yang beredar.
Dividen BCA yang diterima Budi Hartono
Sebagai informasi saja, selain menguasai BCA lewat PT Dwimuria Investama Andalan, Budi Hartono tercatat sebagai pemegang saham perorangan terbesar kedua dengan jumlah saham 28.135.000 lembar atau 0,023 persen dari saham yang beredar.
Mengutip laman resmi profil perusahaan tercatat di BEI, jumlah saham pribadi milik Budi Hartono di BCA ini hanya kalah dari Jahja Setiaatmadja, eks Dirut BCA yang memiliki 38.805.144 atau 0,003 persen saham BCA usai pensiun baru-baru ini.
Untuk menghitung jumlah dividen saham BCA yang diperoleh Budi Hartono, maka bisa menggunakan patokan tahun 2024.
BCA adalah salah satu perusahaan yang hampir tak perah absen membagikan dividen setiap tahunnya. Bahkan tak jarang, bank ini juga membagi-bagikan dividen dua kali dalam setahun.
Ambil contoh sepanjang tahun 2024, investor dari Bank BCA dua kali menerima pembayaran dividen saham BCA. Dividen pertama merupakan dividen final dari laba tahun buku 2023 yang diumumkan pada 18 Maret 2024 dan dibayarkan pada 4 April 2024.
Nilai dividen BCA final besarannya adalah sebesar Rp 227,50 per lembar saham yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2023.
Sementara dividen BCA pada tahun 2024 yang cair selanjutnya adalah dividen interim sebesar Rp 50 per lembar yang diumumkan direksi pada 12 November 2024 dan dicairkan pada 11 Desember 2024.
Artinya Sepanjang tahun 2024, jumlah dividen yang diterima investor pemegang saham BBCA adalah Rp 277,50.
Dividen final merupakan dividen yang dibagikan setelah laporan keuangan tahunan perusahaan selesai dan mendapatkan persetujuan dalam RUPST.
Sementara dividem interim merupakan dividem yang dibayarkan sebelum laporan keuangan tahunan perusahaan diselesaikan. Pembagian ini dilakukan berdasarkan keputusan direksi dengan mempertimbangkan kondisi keuangan dalam periode tertentu.
Dengan jumlah kepemilikan saham di Bank BCA sebanyak 28.135.000 lembar, maka dividen yang diperoleh Budi Hartono dari kepemilikan saham pribadi di BCA sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 7,81 miliar.
Yang perlu dicatat, ini adalah dividen yang diterima langsung oleh Budi Hartono sebagai pemilik saham perorangan.
Ia masih memiliki kepemilikan saham mayoritas di BCA sebanyak 67.729.950.000 lembar atau 54,94 persen saham BCA lewat PT Dwimuria Investama Andalan.
Dividen yang diterima PT Dwimuria Investama Andalan sepanjang tahun 2024 adalah sebesar Rp 18,7 triliun. Saham perusahaan induk Grup Djarum ini dimiliki bersama-sama Budi Hartono dengan saudaranya, Bambang Hartono.